Ngigau

Senin, Maret 23, 2015 0 Comments A+ a-

Aku berlindung dari niat jahat saat mengarang ini
Mudah-mudahan disampaikan kepada yang lemah lembut juga baik
Dua mata, maaf salah...
Dua bahasa menjelma menjadi seribu mata yang memelototi langkah kakiku
Dua bahasa dari sembilan bulan rahim
Dua bahasa menjaga waktu yang sama dengan tatap berbeda
Ya dua bahasa yang menjadi sepatu, sekali ada, selamanya ia ada
Hmmm..dua bahasa adalah tanda bahwa mata tidak bisa menjaga selain hanya memaksa

Ah aneh...ganti aja yang lebih OK

Adakalanya rindu harus mempunyai massa. Bukan apa-apa melainkan biar bisa diangkat
Ada masanya bahwa perasaan wajib rahasia. Supaya tidak mendapat cerca

Ah,,,kurang asik lagi

Ini terakhir aku janji
.
Ada apa dengan aku yang mau melanggar ini itu ?
Apakah aku seperti Adam?
Kalau ya, aku nabi palsu.
Maka dari itu, janganlah sedih.
Ini terakhir aku janji.
Apalagi yang bisa dikenang dan ditagih dariku selain janji?
Memang dari sekian kata-kata ini : aku membosankan.
Maka dengan kau aku tidak : Aku janji
Mudah-mudahan niat jahat tidak hadir.

Bandung, 21 Maret 2015


*)Ini ditulis oleh seorang yang menganggap dirinya punya niat dan beranggapan bahwa sastra harus hidup. Dan tambahan : Karya tidak harus indah.