Aneh 2

Senin, Juli 22, 2013 1 Comments A+ a-

Sosok itu sekarang terbujur di ruang ICU. Tidak boleh ada orang yang masuk kesana kecuali dokter dan orang tertentu yang sudah dapat izin dari petugas rumah sakit. Begitu cepat rasanya waktu berlalu. Baru kemarin dia meneleponku, kemarin juga ia terlihat riang gembira senang hati mengangkat trofi kemenangannya tinggi-tinggi. 

Padahal baru sekitar 24 jam ia merayakan perasaan senangnya. Sekarang gadis itu harus tergelatak tidak sadarkan diri, membiarkan tubuhnya di belit dengan slang-slang plastik, kabel-kabel yang rumit menempel di dadanya. Mulut dan hidungnya di bungkusi songkok yang dihubungkan dengan tabung oksigen.

Mengenai ruangan ICU, kemudian kuketahui istilah ini adalah singkatan dari Intensif Care Unit. Unit Perawatan Intensif, menurut terjemahan bebas ku. Bila dibandingkan tingkatnya, ruangan ini adalah setingkat diatas IGD(Instalasi Gawat Darurat).

Apakah gerangan yang membuat dokter memindahkannya keruangan macam itu? 
Mengapa tidak di ruangan sebelumnya saja ? Kan aku lebih leluasa mengusap keningnya dan memandangi wajahnya, sambil berdoa disampingnya atau membisikkan janji-janji dan memanggil namanya?


Ah..Dokter itu tentu lebih tahu apa yang seharusnya ia lakukan. Sudah ratusan bahkan mungkin ribuan orang sakit yang dia tangani.

Kecelakaan itu telah membuatnya Sarah kehilangan kesadarannya. Terakhir dia bilang lewat telepon padaku. ”Kalau kau tidak datang aku akan menangis”. Kata seorang saksi mata, tepat sesudah lampu merah berganti ke hijau terjadinya tabrakan itu. Mobil yang nekat menerobos lampu merah menabraknya dari samping. Harusnya dia tidak bernasib demikian.

Kini ia sudah terbaring di ICU. Beberapa tahun yang lalu aku ingat, tidak lama setelah Kakek di pindahkan ke ICU, ia sudah kehilangan nyawa saat dibawa para dokter keluar.
Kemudian suara ambulans yang mengiang-ngiang. Semua anggota keluarga menangis. Kakek telah berpulang ke Rahmatullah. Ibu, bibi, paman, semuanya ,tidak terkecuali aku meneteskan air mata.

Mungkinkah gara-gara ICU itu? Apakah ICU itu adalah kamar pencabut nyawa? Mungkinkah para dokter disini sengaja memasukkan si gadis itu untuk dicabut nyawanya? Tidak tidak mungkin. Dokter tahu apa yang seharusnya dia lakukan. Aku seharusnya sudah bisa menjawab pertanyaan masa kecil dulu. ICU bukan kamar pencabut nyawa meskipun banyak nyawa yang terpanggil ke Yang Maha Kuasa kebetulan di tempat itu.


Ah jangan-jangan ini mimpi lagi. Kucubit kedua lenganku. Terasa sakit. Ini bukan mimpi. Ini kenyataaan.

1 comments:

Write comments
Anonim
AUTHOR
3 Agustus 2013 pukul 08.15 delete

Cukup unik dan menyentuh, tapi belum paham dg hub di bagian aneh 1, yang lorong kampus dan pakaian seba hitam..

Reply
avatar