Dian Sastro Mungkin Penjelmaan Sepeda Kumbang

Selasa, Mei 31, 2016 0 Comments A+ a-

D i a n S a s t r o mungkin penjelmaan S e p e d a K u m b a n g


Setelah beberapa kali berselancar di google.com, aku akhirnya menemukan alasan yang mungkin dari segala kemungkinan yang mungkin untuk Dian Sastro adalah penjelman sepeda kumbangnya Nad. Tulisan ini dikhususkan untuk dia, Nadira. Rektor Tiben yang baru. Baiklah untuk tidak memperpanjang mukadimah. Kita persilakan tulisan ini untuk bicara sendiri.

“Menyimak status facebook beliau memang cukup menarik, bukan karena curhat a la anak mami yang pengin bunuh diri gegara Aliando putus dengan Prily, tidak. Bukan pula gegara negara yang menyita buku-buku yang katanya berbau kiri (cacat logika yang tak terampuni) Sebagai berita, agaknya kurang tepat menyebut ada buku yang berbau kiri. Kecuali memang itu adalah teks puitik yang sah menggunakan licentia poetica, dengan sintaksis impresionistik. Ah. Cukuplah.



Kali ini sebagai kawan tiben, bukan kamerad (sebab nanti dikira komunis dan lalu ditangkap atau dipanggil rektorat dan membuat surat pernyataan macam Ofek). Aku tak sengaja membaca status Nad tersebut, tanpa pembuka tanpa titi mangsa, ia menuliskan di dinding facebook-nya : Dian Sastro adalah penjelmaan sepeda kumbang. Titik, tidak ada keterangan lain, tanpa alasan dan penjelasan. Tetapi apa pula jenis alasan dan penjelasan di zaman kini ? Penjelasan yang datang dengan akal akan gampang disalahartikan sebagai pemuja akal dan ujung-ujungnya bakal dicap sesat. Penjelasan dengan teori, maka dengan sewenang-wenang orang akan bilang bahwa sekarang kita tidak butuh teori tetapi praktik. Wah. Lalu aku harus bagaimana, Gus ?

Pun tentang semuanya semuanya kembali ke diri kita masing-masing apakah kita mau goblok atau mau lebih goblok lagi.

Oke setelah menjalani beberapa jenak renungan, dari sekre MG, ke Sekre LS, akhirnya di sekre Tiben aku menemukan semacam titik terang. Setidaknya titik yang bisa kulihat, aku menamakannya titik terang supaya menimbulkan kesan dramatis saja. Oh ya, aku memang jarang ke sekre GAMAIS, sebab di sana sepertinya mereka lebih tertarik dengan hal yang serius saja. Tentang kemajuan ummat, pembantaian yahudi (oleh orang Yahudi maksudnya), konflik timur-timur, eh salah timur tengah, Suriah Aleppo, Syiah Komunis Konspirasi dan lain-lain. Ya tidak ada tempat bagi orang yang pemalas dan kurang kerjaan macam aku ini yang mencoba mencari tahu apa sebenarnya yang dipikir oleh Nad, kawan baru kenal ini. Ya mungkin aku salah juga, memikirkan hal-hal yang tidak esensial, tidak pokok, atau bahkan tidak bersentuhan dengan kebutuhan umat manusia, tidak progresif dan tidak revolusioner.

Sudahlah memang diriku sudah dipenuhi prasangka buruk sebab yang baik-baik sudah direbut oleh golongan-golongan penyergap diskusi, pembredel buku, pelarangan, dan segala lain puncak-puncak kegoblogan peradaban manusia.

Awalnya aku menyangka Nad dipicu oleh konsep reinkarnasi. Aku tidak begitu paham. Bahkan jangankan paham, reinkarnasi aku pun tak tahu artinya. Apakah reinkarnasi itu semacam perubahan fisika, atau perubahan kimia atau tidak keduanya, atau semacam sintesis dari keduanya. Entahlah. Apakah reinkarnasi itu melibatkan hal-hal yang hidup ? Tetapi apa itu hidup ? Sudahlah kukira cukup sampai di sini aku bertanya. Lebih baik percaya daripada bertanya bukan? Tetapi lebih baik lagi kalau kita merasa hidup baik-baik saja tanpa harapan dan kecemasan.

Semuanya relatif ya kecuali perihal uang. Tidak punya uang tidak bisa beli buku. Dan punya uang pun belum tentu tidak goblog. Goblog semacam keniscayaan buat manusia. Semacam faktisitas Heideggerian mungkin ? Entahlah.

Mengapa reinkarnasi ? Karena munculnya kata penjelmaan. Ya engkau benar. Aku menyangka bahwa itu semacam pernyataan simbolis dari Nad. Dia bilang bahwa Dian Sastro adalah penjelmaan dari sepeda kumbang. Segera aku mengecek kbbi offline dalam laptop. Aku menemukan bahwa sepeda kumbang adalah sepeda yg dilengkapi dng motor, jika motornya mati dapat didayung dng kaki;. Ya begitu kira-kira arti kamusnya. Tetapi cukupkah kita memahami dunia dengan kamus ? Tidak tahu. Apa pula artinya memahami dunia ? Tidak tahu. Lanjut saja.

Aku menduga bahwa Dian Sastro adalah semacam produk masa lalu yang tetap digandrungi oleh orang-orang masa kini. Seperti sepeda kumbang. Dia adalah sesuatu yang bernilai sejarah, makanya ada semacam kenangan atau apapun namanya yang melekat pada dirinya. Sehingga bertemu kembali menjadi sesuatu sensasi yang wah dan ah, Ternyata hal itu tidak memuaskanku. Dian Sastro meskipun aku belum pernah menonton satupun filmnya. (Aku memang orang yang sok idealis, lebih dari itu memang AADC tidak sampai kepadaku. Jangankan yang pertama, yang kedua pun aku belum nonton. Kampungan dan sok-sokan sekali bukan). Tetapi itu tak penting, soal diriku itu tak penting, yang jauh lebih penting adalah soal dirimu. Ya untuk segera mengakhiri tulisan kacau ini. Lebih baik kututup saja. Mudah-mudahan engkau tidak bunuh diri hari ini.

Hari ini, Kamis (28/04/2016) sekuel Ada Apa dengan Cinta 2 (AADC 2) tayang perdana di bioskop. Film ini sangat dinanti-nanti masyarakat Tanah Air. Tapi belakangan ini muncul kisah yang alurnya dinilai justru lebih baik dari kisah di AADC2.

Sekuel film AADC? 2 memang akan menjawab rasa penasaran tentang kelanjutan hubungan asmara Cinta yang diperankan Dian Sastrowardoyo dan Rangga oleh Nicholas Saputra yang telah terpisahkan oleh jarak selama 14 tahun.

Tampak euforia para penggemar film bergenre percintaan ini semakin menjadi-jadi saat penayangan perdananya yang dilakukan serentak di berbagai bioskop di Indonesia, Malaysia dan Brunei. Banyak dari mereka pun rela mengantre sejak pagi untuk dapat menjadi orang yang pertama menyaksikan kisah asmara Cinta dan Rangga yang kembali bergejolak.

Kehebohan pecinta AADC? 2 ini juga tampak di jejaring sosial. Nampak di Twitter sejak Kamis (28/4/2016) pagi hingga kini, diramaikan dengan beragam respons melalui ciapan dan postingan gambar antusias para onliner saat berjuang mendapatkan tiket.

Namun, seiring dengan Euforia itu, beredar postingan yang menautkan kisah yang disebut-sebut lebih memiliki alur yang keren daripada AADC2.

Kisah tersebut ditulis oleh harisfirmansyah.com dan diposting pada Selasa, 26 April 2016

Ada Apa dengan Mamet? Nama saya Rangga. Saya hanyalah seorang pelajar SMA biasa. Saya lebih memilih mengisi jam istirahat dengan baca buku di perpustakaan daripada baca koran di toilet khusus guru.

Semua berubah ketika Pak Wardiman sang penjaga sekolah, tanpa sepengetahuan saya, mengikutkan puisi buatan saya dalam lomba cipta puisi tahunan yang diadakan oleh pihak sekolah. Lomba tersebut berhadiah sepeda kumbang.

Tak dinyana, puisi buatan saya menang. Pak Wardiman mengambil hadiah sepedanya, kumbangnya untuk saya. Setelah saya resmi jadi pemenang lomba puisi tanpa sengaja, ada cewek mading yang ngejar-ngejar saya untuk minta wawancara.

“Kamu Rangga, kan?” tanya cewek mading tersebut sambil ngajak salaman. Tapi saya abaikan tangan halusnya yang terjulur. Berhubung lupa kobokan, tangan saya masih ada bumbu rendang. Sebab saya makan siang di RM Padang.
“Bukan. Saya sebenarnya siluman tengkorak,” kata saya berpura-pura.
“Oh.” Cewek itu langsung percaya dan pergi.



Cukup sekian. Tarjo sedang bersabda, “Jika kau tolak aku kini, aku akan datang kepadamu di kehidupan yang lain”. Dor