Penyair,Pemalu,Pencemburu (Awal--Selesai)

Minggu, Maret 10, 2013 0 Comments A+ a-

“Hab, kamu udah makan?”
Aku menggeleng.
“Ya udah, makan yuk. Indomie goreng akan menjadi santapan yang wah, di siang yang dingin ini”.
“Jan, menurut kamu tadi aku salah gak sih?”
“Ooo..Jadi kamu masih mikirin masalah tadi, menurutku sih enggak, tapi seharusnya kan kamu tau, Bu Eni itu kan terkenal dengan kesensitifan dan kegalakannya.”
“Aku kan cuma nulis, gak ribut dan ngobrol”
“Ya begitulah, tapi gak usah terlalu dipikirin. Jangan dimasukin ke hati.”
“OK” anggukku antusias. Lelaki satu ini sangat baik padaku. Januar Sahin.

***
“Perkenalkan nama saya Ahbab...eh ding..”
Teks Drama Bahasa Indonesia yang dibuatkan Januar begitu susah untuk dipraktekkan. “Macam karya William Shakespare saja.”ujarku
“Tidak, Putu Wijaya” sanggahnya.
“Ya Putu bambu sekalian, harum pandan dan lezat”
Aku mencoba mengimpor humor. Sejak tadi suasana latihan ini amat tegang.
“Kalau putu..s cinta gimana?” sambung Andri mulai nyeleneh.
“Asal ngga putus tali ko...”
“Tali komando, maksudnya”..Januar meluruskan.
Melantur. Kami mulai tertawa bersama.
Tingkah pura-pura saja aku belum mampu untuk memerankan, bagaimana dengan peran asli di dunia nyata nanti. Ah, sudahlah.
Astaga. Lagi-lagi bayangan itu muncul ditengah latihan ini. Latihan ini kan seharusnya fokus untuk pengambilan nilai bahasa indonesia.
Drama ‘Janji cinta yang terlambat’ . Judul yang unik karya Januar.
Bayangan perkenalan dengan remaja lugu nan lunak suaranya itu. Alamak. Lagi lagi.


***

“Terus terang saja Jan, aku butuh teman untuk berbagi. Sejak perkenalan kemarin saya merasakan ada sesuatu yang aneh setiap bertemu dia. Kamu boleh tidak percaya".
“Ini” aku menunjuk dada sebelah kiriku.  “Frekuensi detaknya meningkat bila sedikit saja melihatnya. Apa lagi saat berpapasan. Saya baru kali ini merasa seperti ini. Menurut kamu solusinya apa?” aku menutup episode flash curhat pertama ini dengan pertanyaan.
“Kamu ngomong dulu ke saya siapa orangnya. Siapa tau saya kenal dan saya membantu.”
“Eh tidak saya tidak bisa bilang namanya ke kamu sekarang.”
“Kalo menurut saya sih wajar-wajar aja. Sekarang kan masa pubertas. Tertarik kepada lawan jenis itu artinya kamu normal, straight.”
***
“Put, ini saya Ahbab. Kamis kita ujian biologi kan ? Catatan saya tidak lengkap. Boleh tidak saya pinjam catatan kamu? Saya mau fotokopi. Pesan singkat ini kukirim.

Lima menit. Sepuluh menit. Setengah jam.

Tidak ada jawaban. Mungkin pulsanya Putri habis. Aku mencoba mengapologi diri.

Hal yang mengejutkan. Esok harinya, Putri lincah meminjamkan buku catatannya. Bahkan menawarkan memfotokopikan. Mana kejutannya? Ini, orang yang dipinjami itu bukan aku, melainkan Januar. Sedihnya.

Alamak. Ini sudah jelas sekali. Mengapa ? Mengapa Putri begitu antipati padaku?

Hari-hariku berikutnya disinari oleh bukti-bukti susulan. Bukti yang membuka mataku bahwa, Ya bahwa Putri itu sukanya sama Januar, bukan aku, Ahbab.

Saat ulang tahunku, aku berharap Putri akan melayangkan ucapan selamat padaku. Tengah malam. Aku terus menunggu, menunggu. Hingga akhirnya badanku kalah. Ketiduran.

Giliran Januar yang ulang tahun, malah diberi selamatan, dan aneka do’a yang seharusnya kudapatkan. Padahal sebulan yang lalu aku telpon Putri untuk mengucapkan selamat ultah. Sementara Januar ? Beliau tidak tahu sedetikpun kalau Putri ulang tahun. Jadi saya yang kasih tahu dia.

Aku mulai berpikir aneh-aneh binti nyeleneh.


Jelas saja. Seorang gadis cantik jelita tentu akan memilih pemuda yang tampan. Cerita Putri cantik dan si buruk rupa hanya otorisasi negeri dongeng. Di dunia nyata, semua serbanyata. Gadis anggun baik untuk pemuda tampan yang ramah. Tidak ada kerelatifan. Mutlak demikian.
Disitulah makna keadilan dunia. Yang biasa-biasa saja akan mendapat yang biasa.

“Tidak selayaknya perasaan itu hinggap di hati ini”. Gumamku membatin. “Sebuah kesalahan besarku membesarkannya, memberinya ruang untuk tumbuh sehingga sekarang susah untuk dikendalikan. Sekarang cemburuku menjadi tak karuan. Tidak logis. Sedikit saja Putri, Aargh... “
“Cinta suci hanya mimpi. Tidak ada cinta yang buta, ia melihat, menimbang, membandingkan ketampanan fisik, kekayaan harta”. Kutukku dalam hati penuh emosi.

Kamu pasti suka teka-teki kan? Saya tahu kamu selalu ngikutin serial detektif Conan. Sherlock dan Q juga. Sekarang saya tantang kamu untuk memecahkan kode ini. Jjj.lbhghor.pbz/49917021.  Saya khusus buatkan ini agar, agar................. .

Pesan singkat ke-2.
Astaga. Benarkah ? percuma saja. Aku harus mundur teratur. Daripada nanti aku depresi melihat kenyataan. “Hab, plis jangan ganggu aku lagi. Aku tidak suka padamu, Percuma”.

Jangan, jangan sampai kalimat itu muncul ke permukaan. Cukup dalam hatinya saja. Aku pasti tidak akan sanggup.

Pesan singkat ke-3. Yang tentu juga tidak ada balasannya. Maaf selama ini aku sudah mengganggumu, lebih tepatnya mengemis perhatianmu. Kode itu sandi A-N.

Tidak ada sebutir debu pun kepuasan menjadi orang ketiga. Orang ketiga adalah Orang yang tidak punya kesempatan. Selalu menjadi korban, korban perasaan.
Aku sangat benci. Di film-film, di novel-novel selalu ada orang ketiga sebagai pelengkap cerita. Tokoh yang menjadi sasaran bulanan sutradara. Dan kali ini aku benar-benar menjadi orang ketiga.

Sudahlah.
***
Sesosok tubuh berpakaian serba hijau tiba-tiba muncul dihadapanku. Berjubah dan sorban hijau. Jenggotnya pun hijau. Tasbih bulat hijau ditangannya bergulir. Ia melayang, kakinya beralas segumpal awan hijau. Ia menghampiriku menepuk pundakku. Si...si..apa kau? suaraku hilang dikerongkongan.


“Ahbab tahukah kau? Perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik. Jika kau mau lebih berpikir lagi bagaimana caranya untuk mendapat perempuan yang baik maka satu kunci : Kau harus memperbaiki diri. Jangan terlena dengan ukuran-ukuran fisik dan ukuran dunia. Standar itu sebenarnya banyak tercampur dengan nafsu. Nafsu yang dikemasbungkus rapi oleh setan.”

“Manusia enteng ditipu dengan hal semacam itu. Setan sungguh lihai. Untuk menjadi orang baik kau harus memulai dari sekarang. Kau harus menjadi yang terbaik diantara siswa disini. Jadilah manusia yang terbaik dan termanfaat bagi lingkungan sekitarmu. Mengenai gadis yang kau suka. Mengenai rasa cemburu yang bersemayam dalam hatimu. Satu yang harus kau ketahui. Dia ,, dia ............”


“Siapa gerangan, Dia wali, ?” Januar memotong ceritaku.
“Aneh ya ! Biasanya wali dan sejenisnya itu berpakaian serba putih. Bukan malah seperti belalang ijo atau Hulk” timpal Andri kemudian.
“Kamu mimpi kali Hab.”
“Atau Wali edisi milenium. Kebanyakan makan putu bambu, atau mutasi gen.. atau dia bukan manusia. Bukan, tapi alien.”Januar menyeramkan suaranya. Mencoba menakutiku.

“Aku benar-benar mengalaminya.”tegasku.

Yang penting aku harus menghapus video itu dulu.. semoga belum ada yang tahu selain Putri. www.youtube.com/49917021


“Sempurnakan kisah ini,
terakhir kalinya…..
sabdakan padanya, tatkala ia menyepi , sendiri,
saat ia sedih lirih
hadapakan gerbang waktu padanya
dalam gelombang cahaya putih
ajarkan ia tentang ilusi, tentang memaklumi puisi,
tentang hati yang selalu iri disini.
imajinasi yang berlebihanku ?
salahkah?
sebelum matahari terbenam,
rentangkan tanganku, biarkan aku melayang di atas awan- awan
Bersama muon- muon , larutkan elegiku.
Musnahkan khayalan kosongku
Agar nadi berarti.
Sempurnakan kisah ini sebelum matahari terbenam……”

Aku pengecut kelas ori, pemberani level puisi. Maka ketahuilah kaulah penyebab aku
begini.

Benar juga dijadikan iblis kita memandang indah wanita-wanita cantik harta dan kekuasaan. Karena itu kita bisa lalai.

Tidak ada waktu untuk pacaran, tidak ada waktu untuk melayani kemauan iblis.
Aku harus berterima kasih benar pada jubah hijau itu. Tidak peduli nyata atau imajiner. Ghaib atau wujud.


Di Tokyo, ada seorang senpai yang tidak senang melihat kouhai-nya didekati oleh seseorang. Ketidaksenangan itu karena orang ketiga ini lebih superior dengan skill basketnya, dan saku yang lebih ber yen. Di Los Angeles, seorang dengan kacamata tebal risau melihat Lucy, teman dekatnya, sedang akrab dengan Ben, anak pemilik sekolah. Si kacamata tebal tadi merasa cemas, kalau-kalau Lucy akan menjadi girlfriend-nya Ben. Di Eropa, Kota Trondheim, seorang mahasiswi NTNU juga demikian, menakutkan hal yang sama, merasakan ketidakenakan yang sama. Di pedalaman Afrika juga. Tidak lupa disini. Di pulau andalas, aku juga merasakan hal yang sama : Cemburu. ( Ahbab : Penyair,Pemalu,Pencemburu :2012 )