Anggur Sang Pemulung

Selasa, Februari 09, 2016 0 Comments A+ a-

Ini terjemahan dari puisi Le Vin de chiffonniers, Charles Baudelaire diterjemahkan dari Bahasa Inggris
— Roy Campbell, Poems of Baudelaire (New York: Pantheon Books, 1952)


Anggur Sang Pemulung

Seringkali, di silau cahaya merah lampu jalan, yang berpijar
Angin mengepak, berderak pada bingkai kaca,
Terperosok di labirin berlumpur di sekitar pelosok renta
Dimana kerumunan merangkak meragikan sampah mereka—

Dengan mengangguk bagai-hakim, seorang pemulung datang menggulung,
Terbentur di dinding, seperti penyair, hilang nurani,
Dan mencemooh polisi, yang kini jadi budak negara,
Dimulai pada pelajaran yang mulia sampai melebar,

Bersumpah janji setia, mendiktum hukumnya nan luhur,
Memuja yang terluka, dan mengazab kejahatan,
Dan, menyebarkan panggung pribadi di langit,
Disilaukan oleh kebajikan, menandai bintang di angkasa.

Ya, orang ini, direngeki oleh perlindungan dalam negeri,
Tanah turun oleh kerja keras, keuzuran, putus asa,
Rebah di bawah beban busuk yang masing-masing membawa,
Muntahan beraneka dari Paris yang perkasa—

Pulanglah, tong-wangi, terseret awan kemuliaan,
Diikuti oleh rekan veteran, pertempuran-beruban,
Yang jambangnya melambai bak pataka di tiap pawai.
— Bendera, obor, bunga, dan lengkungan arak-arakan kemenangan


Bangkitlah buat mereka dalam sihir dan tampik sorak,
Sejak pesta pora yang mempesona ini mereka kembali,
Ketika drum dan nafiri linglung di atas matahari,
Bersama kemuliaan untuk bangsa yang mabuk dengan cinta!

Menjadi Anggur, merasuki kehidupan manusia pusing, yang terguling,
Seperti Pactolus, aliran pembakaran emas;
Melalui tenggorokannya sendiri penindasan itu akan bernyanyi
Dan memerintah diimingi hadiah, sebagaimana layaknya raja terarif.

Membuai kemalasan mereka dan tenggelamlah dendam mereka,
Untuk bangkai kapal badai-melemparkan jangkar sementara,
Tuhan, di penyesalan, menidurkan. Manusia menambahkan Anggur,
Anak Matahari, abadi dan ilahi!



The Wine of the Rag Pickers


Often, in some red street-lamp's glare, whose flame
The wind flaps, rattling at its glassy frame,
In the mired labyrinth of some old slum
Where crawling multitudes ferment their scum —

With judge-like nods, a rag-picker comes reeling,
Bumping on walls, like poets, without feeling,
And scorning cops, now vassals of his state,
Begins on glorious subjects to dilate,

Takes royal oaths, dictates his laws sublime,
Exalts the injured, and chastises crime,
And, spreading his own dais on the sky,
Is dazzled by his virtues, starred on high.

Yes, these folk, badgered by domestic care,
Ground down by toil, decrepitude, despair,
Buckled beneath the foul load that each carries,
The motley vomit of enormous Paris —

Come home, vat-scented, trailing clouds of glory,
Followed by veteran comrades, battle-hoary,
Whose whiskers stream like banners as each marches.
— Flags, torches, flowers, and steep triumphal arches

Rise up for them in magic hues and burn,
Since through this dazzling orgy they return,
While drums and clarions daze the sun above,
With glory to a nation drunk with love!

Thus Wine, through giddy human life, is rolled,
Like Pactolus, a stream of burning gold;
Through man's own throat his exploits it will sing
And reign by gifts, as best befits a king.

To lull their laziness and drown their rancour,
For storm-tossed wrecks a temporary anchor,
God, in remorse, made sleep. Man added Wine,
Child of the Sun, immortal and divine!

— Roy Campbell, Poems of Baudelaire (New York: Pantheon Books, 1952)