INTRO NOVEL MINAS

Sabtu, September 21, 2013 0 Comments A+ a-

INTRO
Dengan sigap ia membuka laman yang disebutkan Profesor Fridtjof dua belas menit yang lalu. Jari-jarinya lihai menekan tuts laptop Acer. Seperti lidah seekor Rana pipens kelaparan menyambar nyamuk betina yang sedang terbang rendah. Tekanan tuts keyboard-nya menimbulkan perubahan kapasitansi pada kapasitor, menghasilkan sinyal-sinyal listrik. Dalam masa kurang  dari satu mikrodetik, prosesor intel di motherboard segera menerjemahkan sang sinyal dalam bentuk visual, yang kita sepakati sebagai deretan huruf. www.fridtjof-mahdi.com.  Drama mengetik super cepat itu di akhiri dengan satu ketukan. Enter.


Tidak perlu menunggu 3 detik, laman situs tersebut sudah tampil sempurna, tidak seperti yang ia derita saat di warnet SMA-nya dahulu, ketika baru berkenalan dengan internet. Barangkali pikirannya berkata, untung saja aku tidak sedang di Indonesia.  Seketika satelit mengirimkan data, teks dan gambar ke Mozilla Firefox, web browser yang  Minas install setahun lalu saat kuliah S1 di Institut Teknologi ternama di Tanah Airnya.

“Velkommentil min side, FRIDTJOF MAHDI, hÃ¥perdu finner noenyttigder”

Teks itu tertata rapi di tengah bagian atas laman itu. Minas bisa melihat kotak-kotak tab Home, Profile, Jurnal, Buku Tamu, dan Download dibawah ucapan selamat datang tersebut.
Minas tahu apa yang harus ia klik. Tanpa menunggu detik berikutnya ia langsung mengarahkan kursor ke link download sembari mengetuk touchpad dengan terburu-buru. Ia harus mengerjakan tugas itu sebaik dan secepat mungkin. Matanya yang hitam bulat dengan bulu sedikit lentik seketika melirik Swiss Army milenium di tangan kanannya.  Jam 18.10. Hal ini berarti kurang dari tiga jam lagi tugas itu harus sudah selesai dan tersaji di meja Profesor Fridtjof.
Sekejap mata,  file tugas itu telah tersimpan otomatis di drive C laptopnya. Minas menutup tab laman situs profesor Fridtjof seiring dengan menutup Mozilla. Tanpa  sadar kursornya telah melintasi quotes sang Profesor.Vennskaperikke for megdeg elleross, men Ham.
***
Prajurit kecil itu pun membunuh sang Ratu. Sekarang kerajaan kehilangan  panglima terbaiknya. Tinggallah Raja sendiri di singgasana terkepung tak berdaya. Musuh sudah menghadang di pelupuk mata. Penuh nafsu untuk menghabisi nyawanya. Tiba-tiba saja kuda lawan terjatuh. ”No!!!”, Sutan berteriak spontan. Sutan lantas menunduk sambil menggeser kursi dengan pantatnya. Matanya liar mencari kuda yang tak sengaja ia senggol dari papan catur ukuran sedang itu. Sedetik. Dua detik. Detik ketiga pandangannya sudah berhasil menyapu kamar berukuran 4x4 meter itu. Detik ketujuh Sutan sudah meletakkan kembali kuda putih itu di posisi a3 , persis sesaat sebelum kudanya jatuh.
Langkah berikutnya Sutan menggeser Raja Hitam menuju d4 dengan tangan kirinya. Belum selesai pendaratan sang Raja Hitam, tangan kanannya secepat kilat melakukan manuver dengan ancaman skak oleh pion putih. Prajurit yang sebelumnya telah sukses mengirim Ratu Hitam ke luar arena permainan. Sontak tangan kiri Sutan mengakhiri permainan tanpa kekalahan maupun kemenangan, dengan langkah brillian. e5. Remis. Itulah akhir dari dokumentasi transkrip pertandingan catur antara Kasparov VS Deep Blue yang sempat mengejutkan dunia beberapa tahun lalu. Sang Juara Dunia Gary Kasparov bertanding melawan Superkomputer Deep Blue dari IBM dengan kemampuan berpuluh-puluh kali lipat dari prosesor komputer biasa. Hardcopy transkrip itu didapat dari situs chessdatabase.com yang sering diaksesnya sejak berusia 7 tahun. Ia membaca dan menggerakkan buah caturnya sesuai dengan notasi-notasi dalam transkrip. Tangan kirinya laksana tangan Kasparov dengan pasukan hitam, dan begitu pula dengan tangan kanannya. The Deep Blue’s Invisible Hand. Pasukan putih.
Sutan menyeruput secangkir kopi hitam buatan ibu. Kopi yang sudah dingin itu membuat perasaan lega. Permainan catur pun usai. Ia ingin segera beristirahat melepas ketegangan urat syarafnya. Ternyata kafein kopi tadi belum cukup merilekskannya. Baru saja akan menghempaskan badannya ke kasur, Sutan mendengar seseorang memanggil namanya dari luar kamar. Tanpa berpikir beberapa kali, ia memutuskan untuk segera bangkit dan beringsut menuju pintu kamarnya. Pintu dari kayu jati tanpa cat itu ia buka dengan tangan kiri.”Ngeek” gesekan antara engsel pintu menimbulkan derit yang khas. Sunyi. Tak ada siapa-siapa.
                                                ***
Assalamu’alaikum sahabat-sahabat terbaikku, apo kaba kawan disinan? Lai masih sihaik juo kan? Masih takana jo Kiy kan? Kiy yang samo baraja di SMA dulu, yang acok dikecekan mirip Ibuk Mazaya, yang rutin remedi matematika samo fisika, yang pernah kawan2 tungokan ka tabek dakek kantin A’Cemilan pas ulang tahun(malu bana Kiy waktu tu lah, urang sadang rami-raminyo di kantin), masih ingek kan?
Giko kawan a, Kiy ado masalah, Kiy nio curhat jo kawan–kawan sadonyo bia masalah Kiy jadi ringan. Iko bukan berarti Kiy nio bagi-bagi masalah jo kawan-kawan, tapi cuma nio buek perasaan Kiy tanang sajo. Tu bia kawan-kawan tau tentang kondisiKiy kini.
Patang Kiy didatangi dek keluarga si-X , tau ndak tujuannyo apo kawan?NIO MELAMAR KIY. Orang tuo Kiy setuju. Tapi Kiy alun nio berumah tangga lai doh.Sabananyo indak ado nan salah jo si X-tu do. Inyo ramah, sopan,berwibawa,lah punyo karajo pulo, sebagai general manager di perusahaan apanyo di Banduang. Lulusan jurusan Manajemen Pemasaran, Monash University, Australia. Apanyo kini sadang sakik-sakik. Jadi nio manggendong cucu sebelum ajalnyo tibo. Baa menurut kawan-kawan tu?
Kiy bukannyo nio malawan kecek urang tuo. Tapi taruih tarang Kiyalun sanggup jadi seorang istri lai, Kiy masih nio menuntut ilmu jo mengabdi samo masarakat di sekitar Kiy.Patang tu Kiy ngecekan pikia-pikia dulu. Bantuaknyo si-X tu berharap besar. Apanyo dakek lo jo apa Kiy, kecek Apa Kiy apa si-X tu samo jadi Pasukan Garuda untuak PBB dulu. Baa menurut kawan tu?Mokasih yo kawan.

Salam Hangat sahabatmu, Lisa A. Tindinsky

1.     Turuti saja apa kata orangtuamu, ridha Allah ada pada ridho orang tua.
2.     Menikahlah bila sanggup ukhtiy.
3.     Ikuti kata hatimu karena kamu yang akan menjalaninnya.
4.     Untuk saya saja lah si-X itu.
5.     Pucuk di cinta ulam pun tiba. Jodoh tak akan kemana.
“Itulah barangkali jawaban yang akan muncul dari mereka, kalaupun tidak persis, pasti intinya sama. Lagipula, Kiy sudah lama tidak mengontak mereka.”Lisa mengurungkan niatnya untuk mengirim surel itu ke teman-temannya, ia telah menaruh asumsi temannya tidak akan begitu membantu.
Akhir-akhir ini,setelah peristiwa lamaran itu terjadi perubahan yang cukup drastis pada diri Lisa. Ia sering terlihat murung. Tubuhnya tak seaktif dulu lagi.Sekarang ia sering menyendiri di kamar. Berteman dengan benang warna-warni yang kusut, sekusut perasaannya. Tidak. Tidak. Perasaannya ternyata kini lebih kusut lagi. Saat ada sms ajakan dari Vina untuk bermain basket di lapangan kantor camat pun ia menolak. Alasan yang kurang masuk akal, mengobati kucing yang tertusuk duri-lah, memberi oli pada engsel pintu dan bahkan menyulam, pelajaran muatan lokal yang kurang diminatinya saat SMA. Ia sedang tidak mau keluar rumah. Enerjik, hobi basket, dan hobi membacanya sedang bertualang jauh dari dirinya. Sekarang, paras cantiknya tampak menua. Biografi Siti Khadijah, Margaret Tatcher, Cory Aquino, Lady Diana dan Kartini yang biasanya menjadi pengantar mimpinya kini dibiarkannya berdebu, tak terjamah disudut kamarnya. Untuk sementara ia sedang ansos, anti sosial.
***