Laki-laki itu menangis di pangkuan bundanya

Selasa, September 17, 2013 0 Comments A+ a-

Laki-laki itu menangis. Bagiku ini adalah sebuah pemandangan langka. Sebab di film-film di novel dan cerita-cerita pendek jarang sekali aku menyaksikan. Benar-benar langka. Pria berusia 24 tahun itu terisak, suaranya parau. Weep-nya meluapkan segala kesedihan itu. Disampingnya seorang ibu tua mengelus-elus punggung dan sesekali mengusap kepalanya. Aku jadi ingat ibu menghiburku karena jatuh dari sepeda waktu kecil dulu.

“Sudahlah nak. Allah pasti akan berikan yang terbaik untukmu. Sabar, sabar.” Sang Ibu terus membujuk anak lelakinya itu. Tangisannya sedikit berkurang. Nafasnya yang tersengal kini mulai berangsur teratur. ”Dia memang bukan yang terbaik untukmu, Nak. Allah pasti sudah merencanakan. Insyaallah penggantinya akan lebih baik Nak. Lebih cantik hatinya, lebih mulia akhlaknya.”  Selepas kalimat tersebut kulihat ia meneteskan air mata. Sang ibu tidak tahan melihat anaknya merasakan kepedihan yang sangat. Meski demikian sang ibu tetap tidak ingin menampakkan wajah sedih diantara bulir-bulir air matanya. Kedua anak beranak itu menangis menghadapi takdir yang Tuhan tuliskan. Dipeluknya erat-erat anak kesayangannya itu. Mungkin kalau ayahnya masih hidup, tentu beliau pun tak akan tahan.  Tentu akan luluh hatinya melihat anak sematawayangnya itu menanggung kesedihan tak terperikan. Ia pun akan ikut menangis. Atau apakah beliau juga sedang menangis di alam sana? Hanya Tuhanlah yang tahu.