Catatan Liburan Akhir Tahun 2015 #3

Kamis, Januari 14, 2016 0 Comments A+ a-

1 Januari 2016

Pagi yang panas. Cuaca Karanganyar memang berbeda dengan Bandung. Sepagi itu Kukuh sudah sempat browsing apa saja tempat yang bakal dikunjungi hari ini. Lalu ingin memenuhi permintaan Okie juga mencicipi makanan khas Solo. Jam 8 kami berangkat ke Candi Sukuh. Sebelum itu kami pamitan dulu ke Bapak Kukuh yang sedang mengurus kebun dan ternak di rumah almarhum kakeknya.


Candi Sukuh. Hmmm. Sedang ada acara di sana. Ada semacam panggung pertunjukan kesenian. Tarian tradisi. Dan disaksikan oleh banyak orang. Ada orang asli dan juga orang turis dari luar negeri.
Kukuh yang hobi bercakap dengan orang sampai berkenalan dengan semacam pembina acara tersebut yang ternyata adalah seorang mantan kepala dinas pariwisata. Aku sempat mendengar sedikit. Acara-acara ini pernah sempat dilarang oleh beberapa orang. Sebab dibilang musyrik. Apalagi setelah wakil bupatinya kader partai agamis itu. Tapi kalau bupatinya izin-izin saja. Memang pejabat sekarang banyak main amannya.

Di Candi sukuh ini ramai. Banyak manusia, dan kamera.
Setelah selesai dengan Sukuh, kami bertolak ke Candi Cetho. Yang jaraknya tidak terlalu jauh, namun menanjak. Pemandangan alam yang indah tak dapat kami hindari. Kebun teh yang menghampar melapis bumi yang mengurva. Dengan warna hijau yang berspketrum. 
Sholat jumat disana. Dengan khotbah bahasa Jawa campur Arab. Aku hanya mencoba menerka apa isinya.

Candi Cetho lebih ramai lagi. Lautan manusia. Sampai-sampai pintu masuk candi itu pun susah dimasuki. Kaum foto-foto dan selfie merebak. Di Candi Cetho, kami melihat lingga yoni dan lain-lain. Ramai, sekali. Dan tidak enaknya. Orang-orang yang foto-foto itu sepertinya sudah keterlaluan.
Habis dari Cetho, kami pulang. Dan singgah di tempat makan pinggir jalan. Makan Tengkleng dan sate kambing.


Malamnya itu Kukuh mengajak menonton Wayang Orang di Solo. Dan makan Wedang Ronde. Karcis nonton wayang ini lebih murah daripada semangkuk kecil wedang ronde. Aku tentu tidak bisa mengerti apa-apa saja yang diomongkan para lakon di atas panggung. Makanya ketika orang tertawa aku tidak ikut. Mungkin gerak-gerik saja yang bisa kucoba terka.