Hilangkan Mauvaise Foi

Rabu, Januari 20, 2016 0 Comments A+ a-

Sebagai seseorang yang sudah menyalami eksistensialisme, tidak sepantasnya lagi bicara tentang prasangka buruk. Bukankah dalam terminologi mauvaise foi, semua sudah jelas tentang bagaimana. Memang barangkali ujung-ujungnya, diri adalah musuh yang sesungguhnya. Diri memang bukanlah projek eksistensi yang sudah final. Diri adalah yang bergerak terhadap diri.
Lalu mengapa masih punya keyakinan yang buruk? Apakah sebuah gagal paham terhadap prinsip-prinsip dan rukun-rukun eksistensialisme. Baca lagi. Kembalilah kepada khittah kebenaran. Kejernihan berpikir, ketajaman analisa, dan ketenangan jiwa, kedamaian hati serta kesunyian yang khusyuk masyuk.

Apalagi didera olehnya, menjadi tercerabut dari keseharian yang mesti jalan terus, walau kalau apapun. Ya kembalilah, dengan meneguk sedikit demi sedikit aliran sungai takdir yang pahit dan memabukkan.

Cari terus, jalan terus, kalau tidak jangan berharap. Hanya ada dua kata : hasrat dan pasrah.