Ketika Aku Hendak Berhenti Bertanya

Minggu, Juli 31, 2016 1 Comments A+ a-

Aku ingin berhenti bertanya. Akan tetapi kenapa tidak kunjung juga bisa? Baiklah kali ini inginku bertanya kepada Bung Karno. Tentang menggantungkan cita-cita setinggi langit dengan tujuan pragmatik hipokrit sefti. Jika pun terjatuh kau setidaknya masih tersangkut di antara bintang-bintang. Akan tetapi tahu ‘kan ? Betapa panas itu bintang-bintang ? Alangkah pendaratan di sana akan menimbulkan penyesalan yang mendalam ?
Aku mengusulkan bagaimana kalau kita tak usah menggantungkan cita-citakepada siapa pun selain diri sendiri ? Kita boleh mempunyai cita-cita tetapi jika cita-cita yang kita bangun cuma hanya untuk menimpa dan meremukkan diri sendiri, apa indahnya? Dimana estetiknya? Jika kita membuat rumah membangun istana yang hanya akan mengungkung dan mendera kita di dalamnya, apa nikmatnya? Lebih baik tak berumah dan beristana kalau begitu. Cita-cita itu omong kosong, beranilah berbuat dan berbuat lagi. Lakukan dan coba lagi. Sekali hidup sesudah itu lagi. Mengulang Senartogok, mati itu pasti, hidup apalagi.
Mungkin akan kedengaran seperti orang yang depresif dan hidup tanpa tujuan. Entahlah


1 comments:

Write comments
Rilis
AUTHOR
8 Agustus 2016 pukul 20.09 delete

Kalau bintang-bintang sigap menangkap dan memeluk hangat ketika kau jatuh, tak mengapa. Sayangnya kau lebih sering tidak bisa menjaminnya. Sungguh celaka hidup ini, bahkan lintang gemintang mengajakmu berjudi.

Reply
avatar