Sekelingking Cerita Perkenalan

Kamis, Agustus 20, 2015 1 Comments A+ a-

Namanya Veronika Afriani Dewi.



gambar dari www.yenimath.wordpress.com

Kelas Kwn, Pendidikan Kewarganegaraan sudah berlangsung 1 jam. Bu Paridah Rosa tengah asik menjelaskan perihal otonomi daerah. Tetiba seorang mahasiswi, aku lupa warna kerudungnya, eits kalau tidak salah, itu, ya itu dia, pashmina merah hitam kotak-kotak. Disini awalnya.

Beliau yang terlambat sejam itu masuk nyelonong ke dalam kelas. Bu Dosen yang agak terkejut waktu itu mencegat beliau, ”Kenapa masuknya seperti ayam masuk rumah? Nyelonong begitu saja.” Kemudian dia cepat membalas,” Maaf Bu saya terlambat, mohon izin masuk kelas”. “ Nah begitu dong, silakan. Lain kali terus terang saja. Minta izin. Bu saya semalam begadang buat tugas sehingga bangun kesiangan”.

Diamku terganggu, sunyiku terusik. Kuperhatikan dia. Kututup buku Krisis Kebebasan Albert Camus itu.

Dia duduk di samping mahasiswi berambut hijau sebahu di sana, di depan sebelah kiriku.

Tak lama kemudian mereka bercakap-cakap. Aku dapat menduga mereka berdua ini adalah anak FSRD (Fakultas Seni Rupa dan Desain). (Anak maksudku adalah mahasiswa). Tentu dari penampilan mereka yang unik, sepatu, baju, dan lain-lain. Aku sebagai manusia yang introvert sejati ingin mengajaknya berkenalan supaya tahu namanya dan tentang dirinya. Namun itu tidak kulakukan. Aku takut dianggap sebagai freak dan membuatnya takut. Kuputuskan untuk mencari secara sepihak saja siapa namanya.

Daftar peserta kelas (Absensi) pun tak lama sampai kepadanya. Kuperhatikan dia, seorang kidal ternyata, dia memaraf daftar hadir dengan tangan kiri dengan drawing pen. Tentu ini akan membantu mencari namanya. Saat absensi datang kepadaku yang duduk di barisan paling belakang. Aku memeriksa. Di kelas itu banyak mahasiswa yang memakai jaket biru KMPN (Keluarga Mahasiswa Penerbangan), tentu akan bisa memudahkan. Kulihat banyak NIM (Nomor Induk Mahasiswa) dengan angkatan 2013 disana. Dan langsung cepat kuambil kesimpulan. Mereka ini angkatan 2011. Sama denganku. Lalu dengan melihat 3 NIM yang berbeda angkatan dan 3 angka awalnya, bisa kuketahui 3 nama yang barangkali adalah nama salah satu dari mereka, perempuan rambut hijau dan pashmina merah hitam kotak-kotak.

Drawing pen menyisakan tulisan yang lebih tebal.

***

Seminggu kemudian aku sudah menemukan namanya dari akun facebook si mahasiswa berambut hijau itu. Mereka sepertinya sahabat. Kemudian kuperiksa dengan paraf tanda tangan, benar, goresan tanda tangan yang bukan dari pulpen biasa.

Ku add facebook-nya dan sekitar 4 minggu kemudian di confirm olehnya.

Hari itu tepat hari Rabu dinihari pukul 1. Langsung aku menge-chat, mengenalkan diri dan terjadilah percakapan.

Darinya aku tahu, bahwa besok, atau lebih tepatnya jam 7 pagi. Setara dengan 6 jam lagi adalah jadwal UTS Kwn. Ya, Veronika beritahuku tentang itu. Ya Tuhan, mengapa kau begitu absurd?

Namun begitu, syukurlah, dia membagikan link materi kuliah yang segera ku-download dan kubaca.

Aku. Malam itu. Senang sekali.

Kusiapkan rencana untuk berkenalan dengannya. Mulai dari kata-kata, gerak tubuh, drama, dan lelucon  juga aku karang.

Esoknya ujian tengah semester Kwn. Aku datang tepat waktu, lebih tepatnya datang lebih awal sebelum ujian dimulai.

Soal dan lembar jawaban pun dibagikan oleh pengawas. Dia belum datang, tetapi temannya si rambut hijau sudah. Aku jadi khawatir, kalau-kalau dia ketiduran dan kemudian kesiangan dan akan skip ujian. Soalnya tadi malam dia masih online sampai jam 2 dinihari. Berbeda denganku mungkin, dia akan tidur, sementara aku tidak. Jelas tidak sebab aku yakin, jika aku tidur, maka aku akan bangun jam sepuluh dan ujian sudah akan selesai. Aku begadang hari itu. Rabu yang indah. Menunggu enam jam dengan slide untuk menghadapi ujian tengah semester pertama.

Namun sisi lain diriku bilang bahwa tidak mungkin dia skip ujian.  Entah kenapa aku tidak tahu alasannya. Hanya feeling saja.

Kira-kira setengah jam kemudian dia datang, masuk kelas dengan terburu-buru. Aku senang.

Waktu ujian hampir habis, aku sudah selesai namun belum mengumpulkan. Kutunggu dia, ternyata belum juga. Kemudian pengawas bilang bahwa waktunya sudah habis, aku tunggu, belum juga dia. Aku memutuskan untuk menunggu di samping kelas. Di dekat tangga.

Setelah 10 menit berselang, dia tidak kunjung juga keluar kelas. Kupastikan untuk melihat ke dalam. Kelas sudah kosong.

Hmmmm..

Aku tahu. Dia pasti mengambil arah yang berbeda, dia belok kiri setelah keluar pintu sementara aku ke kanan (barangkali karena dia kidal).

Kemudian aku melihatnya dari kejauhan. Asik menunduk memandangi hp-nya. Waw kami akan berpapasan. Ya benar, kami benar-benar berpapasan. Namun rencana yang kusiapkan semalam buyar begitu saja. Mulutku kaku, dikekang oleh ketakutanku yang tidak jelas bentuknya. Namun kuat pengaruhnya. Aku melewatkan momen itu. Aku merasa sedih dengan diriku sendiri. Aku tidak seberani yang aku bayangkan tentang diriku.

***

Malam harinya, aku chat dia lagi yang lagi online di fb. Dan aku lupa bagaimana aku bisa memperoleh kontak line- nya. Mungkin ini sebuah karomah khusus dari Tuhan, ahahaha.

Aku line dia. Selamat ulang tahun Veronika, mudah-mudahan selalu mudah dalam kehidupan. Amin. Terima kasih banyak, balasnya. Aku senang sekali.

Kemudian aku mengajaknya bertemu langsung. Katanya bisa,di kampus besok.

Hari itu adalah hari kamis yang cerah. Dia sedang mengerjakan tugas kelompok bersama kawan-kawannya di perpustakaan pusat ITB. Aku yang waktu itu bangun siang segera ke sana, bertemu dengan dia, Rina dan Iva (mahasiswi yang berambut hijau). Aku senang sekali.

Aku akan selalu ingat betapa lemahnya aku yang harus mengalahkan rasa takut dan grogi. Ini adalah sebuah momen, yang ada karena aku ciptakan. Ingat dengan ketika langkah-langkah kaki memasuki perpustakaan, menaiki anak tangga satu per satu, hingga mendekati dirinya dan mengulurkan tangan, bersalaman dan mengeluarkan suara, “Asra”. Aku senang sekali.

Percakapan yang seru terjadi hari itu. Asik dan menyenangkan bagiku. Waw. Dan hari itu adalah tepat hari ulang tahunnya yang ke-21. Barangkali memang emosinya sedang dalam keadaan gembira. Dia membicarakan banyak hal, dari mulai tugas akhir, kuliah di itb, sampai tema feminisme Emma Watson yang dia kagumi. Jelas, kelihatan anggun dan betapa cerdasnya dia. Sementara aku, mungkin akan semakin tahu siapa aku. Dengan banyaknya percakapan yang ada, dan beberapa pandanganku tentang hidup, tujuan dan lain-lainnya.

Aku mengaku punya kawan yang namanya Okal DKV 2011 yang sering mengerjai orang dengan video-video prank-nya. Temannya juga. Dan mengaku bahwa aku itu anggota unit LS, sama dengan Okal, Lingkar Sastra. Dia pun katanya LS juga. Aku bilang LS mungkin bagiku adalah pelarian terhadap kaku dan monotonnya pelajaran dan tugas-tugas kuliah di jurusan teknik.  Dia juga katanya ada juga semacam pelarian begitu, dan LS juga, hanya saja dengan kepanjangan berbeda : Laskar Seni. Semacam kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan mengenalkan seni dan membimbing mereka untuk berkarya. Waw keren. Katanya dia melakukan itu bersama kawan-kawannya yang lain di Balubur. Sebentar, Al-Hidayah? Benar dan aku ditanya mengapa bisa tahu.

Aku jawab tidak tahu nebak saja. Mungkin Tuhan menakdir demikian.

Katanya hari Sabtu ini akan ada pameran juga di Galeri Soemardja. Hahaha. Aku senang sekali bertemu dia.

***

Hari Sabtu terjadi. Aku, Nuri, Rahmat, dan Indah, kawan-kawanku dari Lingkar Sastra akan berkunjung ke Galeri Soemardja, sebuah acara pameran karya dari Laskar Seni. Kami tiba di sana saat Pak Primadi sedang memberikan sambutan. Di sana kami juga bertemu dengan Okal.

Setelah selesai acara sambutan, kami masuk dan terjadilah insiden itu. Aku yang berbaju hitam celana hitam dan topi hitam bersandar di sebuah yang kukira dinding dan ternyata bukan dinding. Itu adalah panel, tepat yang bisa kulihat saat masuk. Ada lambang acara kumur-kumur disana (Nama kegiatan ini). Gravitasi bekerja, panel itu kemudian miring dan aku berusaha menahannya untuk tidak jatuh dan astaga, semua itu diluar kuasaku. Jatuh. Dan seluruh pengunjung melihat ke arah panel yang tingginya sekitar dua meter dan lebar 4 meter itu. Dinding panel yang non-permanen ini ternyata di tempeli sebuah LCD monitor 52 inchi. Aku cemas, takut dan khawatir. Apakah LCD nya rusak? Yang kulihat LCD itu baik-baik saja secara fisik. Layarnya tidak pecah.

Aku tidak melihat dia disana.
***

Kemudian besok harinya aku ceritakan ini pada Okal. Kata Okal,” Oh jadi lu yang ngejatuhin? Gimana ceritanya. Untung LCD-nya gak kenapa-napa.” “Oh gitu ya, alhamdulillah lah gak rusak” jadi Aku merasa aman dan tidak ada masalah.

Aku penasaran apakah dia ada saat pameran itu atau tidak. Katanya ada. Aku kan panitianya katanya. Kemudian aku mencoba untuk memulai percakapan yang santai ternyata dia tidak menjawab. Nah.

Hari ini hari Rabu, ada diskusi dari LS (Lingkar Sastra) yang akan dibawakan oleh Suhu Kukuh, Mahasiswa Teknik Tenaga Listrik 2011. Temanya adalah sastra dan keindahan dengan tagline Lo harus cantik setiap saat ?
Di bawah poster itu ada tulisan ayo ramaikan, boleh datang bawa pacar.

Aku kirim poster itu dalam bentuk digital melalui hp-ku ke dia. Aku bilang, kalau mau dan sempat, datang ya. Nah kemudian ini dia baru menjawab chatting-an line ku. Iya insyaallah aku datang sama pacarku.  Aku tidak mau kelihatan kagok. Dan langsung membahas, pacar kamu sekarang ada di Bandung? Jatinangor jawabnya. Unpad? Iya katanya. Kemudian dia bilang bahwa temennya mau kenalan denganku. Waw pacarnya ingin bertemu aku.  Kami akan berkenalan dan apa gerangan takdirku? Katanya temannya itu nanya-nanya tentangku dan ingin tahu nomor hp-ku. Langsung kuberi 085274723717 a.n Asra Wijaya. Aku langsung menyanggupi besok, bisa diatas jam 5 sore.

3 hari berlalu. Didalamnya aku bertanya kepada Rina, kawannya yang tidak mau menjawab siapa Nama pacar Vika. Katanya tanya saja ke orangnya langsung. Namun aku bilang malu karena memang begitu. Rina bilang gak ada yang salah dengan menanyakan nama pacar orang kok. Oh ya kemudian aku me-line dia. Menanyakan bolehkah aku tahu nama pacarnya itu. Namun dia bilang sorry privacy, rahasia perusahaan. Dan ya begitulah...

3 hari kulalui dengan hp yang ketinggalan di kosan kawanku Rezky. Ya dia mahasiswa ITB juga 2011. Setelah 3 hari aku kemudian mengambilnya, dan memeriksa. Ada beberapa panggilan masuk, dari Ibuku dan beberapa SMS. Termasuk dari temannya dia, namanya Iman. Iman ini memperkenalkan diri sebagai temannya Vika. Katanya dia mau bertemu aku hari ini (tanggal 17 Sms itu masuk) padahal saat kubaca, itu sudah tanggal 20. Waw aku segera membalasnya. Maaf sudah 3 hari hp tidak denganku, maka sms ini baru kubaca hari ini. Bagaimana kalau besok? Ok katanya.besok saja jam 1 di kampus. Di Galeri Soemardja.

***
Besoknya aku ke Galeri Soemardja sendirian. Jam 1. Ya, aku bertemu dengan Iman, yang ternyata adalah seorang perempuan. Iman menceritakan insiden yang terjadi seminggu yang lalu. Tentang LCD yang jatuh dan akulah tersangkanya. Nah begitu.

Ada 1 kesimpulan yang kudapat yaitu : teman dia yang ingin berkenalan denganku itu bukan pacarnya, tetapi Iman yang ketua Laskar Seni yang bertanggung jawab dengan acara pameran itu.

Aku bertemu dengan Dina juga, mahasiswi jurusan Seni Rupa 2011. Nah pertemuan hari itu membahas untuk pertemuan selanjutnya dengan pihak Galeri Soemardja.  Untuk memusyawarahkan penyelesaian masalah LCD ini. Soalnya menurut keterangan beliau, awal April akan ada lagi pameran di galeri dan butuh LCD lagi. Jadi harus sudah selesai sebelum pameran itu.
Kemudian disepakati akan bertemu dengan pihak Galeri Soemardja, panitia LS dan Aku. Besok siang.

Hari Selasa jam 2 siang. Aku ke sana lagi. Bertemu Dina, dan Mas Riyatno. Iman sedang ada urusan lain. Nah disitu dijelaskan oleh pihak galeri bahwa kesalahan ada pada semua pihak, termasuk pihak galeri, yang tidak memberikan safety kepada panel yang tidak ditopang apa-apa padahal kemungkinan jatuh besar, dan ada monitor LCD 52 inchi disana.(1 inchi = 2,54cm). Dari pihak panitia juga, tidak mewaspadai hal itu. Dan aku sendiri yang bersandar di sana. Maka kesimpulan yang didapat hari itu akan dicarikan solusi yang tidak memberatkan salah satu pihak. Kalau biaya service-nya di atas setengah harga LCD yang baru, maka akan dibeli saja LCD baru, sementara kalau kurang dari setengahnya, di-service saja. Namun itu masih tergantung dari orang service LG-nya. Mengapa LG? Karena memang monitor ini merk-nya LG. Harus di-service dengan resmi.

Besok harinya hari Rabu, Dea kasih tahu bahwa menurut orang LG, LCD itu tidak terlalu rusak parah, Cuma kena tombol power-nya. Biaya service 500 ribu ditanggung oleh pihak Galeri Soemardja. Dan aku hanya diminta sumbangan pemeliharaan dan perawatan sejumlah nominal rupiah. Puji Tuhan katanya.

Masalah LCD hampir selesai.

***

Aku segera melaporkan ini kepada Veronika. Perkembangan terbaru LCD ini. Dia jawab singkat, “ terima kasih ya”. Sama-sama jawabku.

Dengan itu aku semakin merasakan ada jarak dengannya. Jarak yang makin bertambah. Dia dan aku. Sebenarnya dari saat dia bilang sudah punya pacar itu adalah semacam tanda, bahasa tanda, ya semiotika. Hehehe. Dia semakin tahu siapa aku. Maka aku membuatkan sebuah puisi untuknya. Mudah-mudahan tidak menyinggung perasaan pacarnya. Karena memang, aku tidak menaruh perasaan kepada pacarnya itu. Mudah-mudahan dia selalu lancar dengan kehidupannya termasuk tapestri yang sedang ia tenun. Katanya dia mau lulus bulan Juli ini. Selamat Kawan.


*)Btw Veronika sudah lulus dan diwisuda 1 Agustus lalu.

Ada puisi yang kutulis buat Veronika

Buat Veronika Afriani Dewi

1
Veronika, kelas Kwn sudah habis

Aku sekarang tidak begadang lagi

Aku bisa tidur lelap tanpa takut kesiangan

Tanpa takut terlambat dan segala macam

Veronika, pertemuan kita barangkali berakhir

Minggu lalu ialah perpisahan yang tak sempat dirayakan

Aku bangun setengah delapan pagi ini

Dengan malamku yang pendek

Terasa singkat

Dan pagiku kehilangan mentari

Veronika, meski demikian aku tak tahu

Hanya kehilangan yang kurasakan

Bagaimana denganmu?


2

Afriani, terakhir kau mengganggu kekhusyukanku yang sedang membaca buku di pojok belakang ruang kelas itu, dengan suaramu yang tinggi dan menyayat.

Bukan hanya udara, tetapi juga sampai ke kedalaman diamku

Afriani kau tidak tahu kan? Sebab ibarat semesta kehidupan, aku hanya debu kosmik dalam tapestri universal kepunyaanmu, ada dan tiadaku tidaklah mengapa dan tidak terasa juga

Apalah arti rasa selain makna? Bukan

Yang tak terbatas hanya kasih sayang dan cinta

Sementara aku Afriani, sibuk masturbasi dengan puisi


3

Dewi, bila kau mau

Mari membuat janji bertemu di perpustakaan itu lagi, biar kuberi kau vitamin C

Biar kuungkap lagi siapa aku sebenarnya

Yang bila nanti kau tertawa, kau tersenyum

Menjadi tabungan semacam simpanan bank buat

Bahagia hari esok

Yang ingin berbunga dengan setiap rabu

Setiap pertemuan di kelas

Meski hanya sejam , Dewi

Kata-katamu...ah...aku tak sanggup mengejamu

Mungkin hanya prasangkaku dan seluruh ego

Yang berkata

Perpisahan...

Yang terjadi sebenarnya mungkin hanya kerinduan....


\lahir.

Hmmm...aku adalah anak bintang-bintang

 dari kejora dan mama

Ssst...kau adalah putri kembang-kembang

 dari merah dan papa

\hidup.


aku berlari menuju Mondovi

sedangkan kau tersenyum memutari Arab

\bijaksana.


kuingin menulis padang pasir,

namun kau tabiri debunya dengan cadar

kukarang lagu dan syair,

disaat asik kautenun seluruh galaksi

Hidup tidak bermakna bagi Ca

Menurut aku, laksana menari
Bagimu Na : permadani raksasa

Mengapa tidak menari saja kita diatas permadani sampai camana kehilangan makna ?


Bandung, 23 Maret 2015



1 comments:

Write comments